Minggu, 19 April 2015

Cita-Citaku 10 Tahun ke Depan

Hola semuaaa!!!!
Ah, ane rinduuuu banget mau nulis di blog ini.... sudah sekian lama ane ninggalin ini blog karena kesibukkan ane yang semakin lama semakain banyak saja :"v Yah, namanya juga udah SMA :v
Nah, hari ini ane akan bikin karangan tentang "Cita-Citaku 10 Tahun ke Depan".
Yah jadi kronologisnya "wenak bosone". . . .
Waktu pulang sekolah, temen ane liat mading sekolah dan ngeliat ini

Ane kira itu beasiswa buat kuliah :v ternyata buat dapet gratis spp 1 semester (Juli-Desember 2015) :v
Tapi lumayan biar gak beratin beban ortu ...
Nah, mungkin sedikit aneh kenapa ane ngarangnya malah di blog, gak langsung di word aja... Nih alasannya:
1. Kangen mosting something di blog
2. Curhat *mmm... gk juga sih :v*
3. Mungkin bisa jadi inspirasi kalian lewat karangan ini /? 
4. Yah, mungkin yang barusan liat postingan ini bisa memberi masukkan buat karangan ane biar lebih bagus atau mau yang lain.
5. Minta do'anya :v /
Nah, ane mulai nulisnya ya *BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM*



Cita-Citaku 10 Tahun ke Depan

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Perkenalkan, nama saya  Fela. Saya akan menceritakan tentang cita-cita saya. Berbicara tentang cita-cita, untuk saat ini saya masih belum memikirkan dengan matang apa cita-cita saya. Karena setiap saya mencita-citakan suatu hal, saya hanya menyukainya saja. Selain itu, saya masih belum memiliki pendirian yang kuat, karena ketika saya mencoba untuk mempelajari apa yang saya cita-citakan sering mudah menyerah saat mengalami  kesulitan. Maka dari itu, saya hanya akan menjelaskan cita-cita saya sewaktu kecil sampai saya mencari sesuatu hal yang saya sukai dan berusaha untuk mempelajarinya.

Pertama-tama saat saya duduk di Sekolah Dasar, saya kepikiran mau jadi Guru. Saya tidak tahu alasannya kenapa, tiba-tiba terlintas dipikiran saya ingin mengambil profesi yang mulia ini. Kemudian, waktu kelas 6 cita-cita saya berubah menjadi seorang penyanyi. Hal ini terjadi karena pada saat saya kelas 4, saya sudah mulai mengidolakan band kesukaan saya dan sepertinya akan menarik jika saya seperti mereka. Maka dari itu, saya mengikuti ekstrakurikuler Paduan Suara untuk mengembangkan potensi saya dibidang tarik suara. Saya jadi teringat ketika Guru SD saya menyuruh untuk membacakan daftar riwayat hidup saya dan cita-cita yang saya tulis adalah "Penyanyi Rock". Guru saya langsung tertawa dan mengakatan bahwa apakah saya sanggup menjadi seperti itu, sedangkan sebenarnya saya adalah seorang anak yang pemalu (menurut pandangan Guru SD saya).

Kemudian saat saya sudah SMP, cita-cita saya memang tidak berubah, malah bertambah sewaktu kelas 7. Cita-cita saya betambah menjadi drummer, gitaris dan basisst. Alasannya sama, yaitu karena terpengaruh oleh band favorit saya. Melihat mereka bermain alat musik drum, gitar, dan bass dengan indah dan cepat, saya jadi tertarik untuk memainkannya. Saat itu, Guru Kesenian saya pernah menyuruh untuk membawa alat musik. Sebenarnya, saya tidak punya alat musik di rumah. Tapi untunglah, kakak sepupu saya mempunyai gitar yang sudah tidak terpakai lagi. Sehingga, saya meminjam gitar kakak sepupu saya untuk tugas kesenian.
Kemudian, pelajaran kesenianpun dimulai. Karena teman-teman saya membawa berbagai macam alat musik (seingat saya terdiri dari gitar dan pianika), jadi Guru Kesenian saya membaginya menjadi beberapa kelompok. Pertama-tama, guru saya mengajari kunci-kunci dasar gitar. Awalnya saya sudah tahu kunci C bagaimana, kunci G seperti apa, dan sebagainya. Namun, pada saat guru saya menyuruh untuk memainkan lagu mars SMP saya dengan memakai gitar, rasanya sulit sekali untuk memainkannya, karena tangan saya harus cepat berpindah dari kunci satu ke kunci yang lain. Meskipun begitu, saya terus berusaha belajar memainkan gitar. Bahkan setelah bab tentang musik tersebut sudah terlewati.  Karena tidak punya uang untuk membeli buku cara belajar memainkan gitar, akhirnya saya berusaha untuk men-download aplikasi lewat Handphone saya. Setelah terdownload, saya mencoba menggunakan aplikasi tersebut. Ternyata, ada banyak sekali kunci-kunci gitar yang belum saya kuasai. Bahkan yang lebih parah, saya tidak bisa memahami bagaimana meletakkan tangan saya ke senar gitar sesuai dengan kunci yang sudah disediakan aplikasi tersebut. Akhirnya saya menyerah dan tidak pernah lagi untuk belajar bermain gitar.

Kelas 8, saya mulai menyukai hal-hal yang berhubungan dengan IT. Berawal dari pelajaran TIK  yang pada awalnya tidak suka dan akhirnya sangat menyukai pelajaran tersebut dan bahkan menjadi mata pelajaran favorit saya pada waktu itu. Ini terjadi karena guru saya pada kelas 8 sangat enak dan santai. Pelajaran TIK yang saya sukai adalah pada saat membuat film, karena pada saat itu saya dapat menggunakan efek-efek dalam proses pembuatan film dengan sangat bagus dan itu sebabnya kelak saya jadi ingin menjadi editor film, walaupun saya tidak tahu harus kuliah jurusan apa. Setelah itu, saya pernah mencoba mengikuti lomba membuat desain web bersama teman saya. Meskipun kalah, tetapi saya senang sekali. Setidaknya sempat mengikuti lomba dengan bidang yang saya sukai.

Kelas 9. Ya, dimana saya harus benar-benar intensif belajar agar lulus Ujian Nasional dengan nilai yang memuaskan. Namun semangat untuk menjadi penyanyi tidak padam. Saat itu, teman-teman saya banyak mencoba  meng-cover lagu dari artis mancanegara melalui aplikasi media sosial Soundcloud. Sayapun menjadi tertarik akan hal itu. Setelah mendaftar agar mendapat akun Soundcloud, akhirnya mulai meng-cover lagu.

Pada awalnya, saat meng-upload hasil cover saya untuk yang pertama kalinya, hanya sedikit orang yang mendengarkannya. Begitu juga untuk yang kedua kalinya. Beberapa bulan kemudian, saya mencoba meng-upload hasil cover saya untuk kali ketiga, saya terkejut karena banyak sekali yang mendengarkannya. Padahal suara saya tidak sebagus teman saya yang ternyata hanya sedikit orang yang mendengarkan cover-annya. Saya menjadi terdorong agar bisa menjadi seorang penyanyi. 

Namun, suatu hal terjadi. Saya pernah sharing kepada orang tua tentang cita -cita saya menjadi musisi. Dan ternyata orang tua tidak mengijinkan saya karena selain masalah biaya, orang tua saya juga bilang bahwa saya itu hanya menyukai band favorit saya saja, sehingga saya menjadi tersugesti dan tertarik ingin menjadi seperti mereka. Kemudian, orang tua menyarankan agar saya membantu mereka dengan cara menyekolahkan saya ke SMK dengan jurusan kecantikan. Tetapi, saya tidak senang jika ingin masuk SMK dengan jurusan kecantikan. Menurut saya, sekolah di SMK tidak mengapa tetapi saya lebih suka masuk jurusan yang berhubungan dengan IT (semisal Rekayasa Perangkat Lunak atau Teknik Komputer & Jaringan).

Orang tua saya bingung harus bagaimana. Jadi, mereka mengajak saya untuk pergi ke psikolog untuk mengetahui bakat apa yang sebenarnya saya miliki. Dan hasilnya, saya disarankan untuk memilih jurusan IPS jika ingin masuk SMA dan masuk ke jurusan yang mengandung unsur seni jika ingin masuk SMK. Sayapun langsung kecewa dengan hasil yang diberikan oleh psikolog tersebut. Sebenarnya, pada saat psikolog tersebut mengatakan bahwa saya juga memiliki bakat di bidang seni, saya senang sekali. Mungkin saja orang tua mau mengijinkan saya agar bisa kursus musik, tetapi tidak seperti yang diharapkan. Orang tua saya tetap saja menyarankan saya untuk masuk ke dunia kecantikan. Tapi saya tetap tidak mau. Kemudian orang tua membawa saya ke psikolog lain. 

Psikolog ini memiliki ciri khas tersendiri dari yang lain, karena mereka memakai sidik jari. Dan menurut saya, hasilnya pasti akurat karena menggunakan jari tangan saya. Setelah dites, ternyata hasilnya saya masuk di jurusan IPA. Saya sangat senang akan hal tersebut. Akhirnya saya bisa meraih cita-cita saya dibidang IT lewat jurusan IPA jikalau saya masuk SMA. Namun, orang tua saya kurang setuju dengan cita-cita saya untuk menjadi ahli IT. Pada saat itu, orang tua menyarankan saya untuk masuk dijurusan farmasi, karena sangat cocok sebagai perempuan. Tapi saya tetap tidak menyukai saran dari orang tua tersebut.

Kemudian, hasil Ujian Nasionalpun diumumkan. Dan saya mendapat danem 35,80 (hasil jumlah antara danem UN dan US). Alhamdulillah, lumayan bagus. Target saya, jika hasil ujian saya dibawah 35,00 , lebih baik saya masuk SMK. Dan sebaliknya, jika hasil UN saya di atas 35,00 , maka otomatis saya masuk SMA. Melihat danem saya yang lebih dari 35,00 , maka saya masuk SMA saja untuk lebih mematangkan diri dan siapa tahu saya bisa mengetahui bakat dan minat saya setelah lulus SMA nanti.

Dulu jika saya masuk SMA, saya sangat ingin masuk jurusan IPA, karena seperti yang saya ceritakan tadi, yaitu saya ingin masuk jurusan IT saat kuliah nanti. Atau jikalau saya tidak masuk jurusan IPA, lebih baik saya masuk jurusan Bahasa saja. Alasannya, karena mempelajari bahasa itu sangat menyenangkan, apalagi mempelajari bahasa asing. Namun, orang tua saya malah menyarankan untuk masuk jurusan IPS. Yah, selama SMP pelajaran yang paling saya benci memang yang berhubungan dengan IPS, apalagi yang namanya sejarah. Saya lebih menyukai pelajaran menghitung pada saat itu. Maka dari itu, saya tidak mau masuk jurusan IPS. Maka dari itu, saya lebih memilih masuk SMAN 1 Malang karena jurusan bahasanya bagus. Jadi, jika saya tidak masuk jurusan IPA, saya bisa masuk jurusan Bahasa.

Setelah pendaftaran sekolah lewat online usai, Alhamdulillah saya diterima di SMAN 1 MALANG. Setelah mengurus berkas-berkas, saya pun menjalani tes psikolog untuk mengetahui jurusan apa yang sesuai dengan saya. Setelah diumumkan, ternyata saya terkejut bahwa saya masuk IPS! Jika yang lain merasa sedih karena "tidak kesampean" memasukki jurusan yang diinginkan, saya malah tertawa bercampur heran. Karena kakak saya yang pada saat itu mengantarkan saya untuk melihat pengumuman sedang menggoda saya. "hahaha.. Udahlah, fel. Kamu itu memang pantes masuk jurusan IPS", kira-kira seperti itulah kata kakak saya. Namun, sepertinya ini memang pilihan terbaik dari Allah SWT. Siapa tahu lewat jurusan ini, saya bisa mengetahui kelebihan yang saya miliki seperti apa.

Ternyata selama saya menjalaninya, tidak seperti apa yang saya takutkan. Selama saya belajar, saya tertarik dengan pelajaran bahasa Jepang dan Sosiologi. Nah, untuk menambah wawasan tentang Jepang, saya mengikuti Benkyoukai (JLPT) level N5 yang dimulai setiap hari sabtu setelah pulang sekolah. Benkyoukai ini sama seperti sistemnya Jerman (A1-C2), tapi kalau di Jepang levelnya mulai N5 - N1. Semoga dengan mengikuti ini, bisa mendapatkan manfaat dan siapa tahu saya bisa bekerja ke Jepang. Aammiinn ya Robbal Aalamiin.

Sedangkan untuk Sosiologi, sebenarnya jika dilihat dari nilai masih standart standart saja, namun saya suka karena pelajarannya sangat mudah dipahami dari yang lain. 

Sekian saya akhiri ceritanya. Jadi kesimpulannya adalah jika ingin meraih cita-cita, harus berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya meskipun sesulit apapun rintangannya. Terima kasih saya akhiri...

Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.